Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Citra seorang perempuan muda yang sedang memintal pakaian dan ungkapan cinta sang penyair saling berkaitan dalam keheningan waktu dan kesejukan ruang, menggambarkan gambaran yang menyedihkan namun indah, sunyi namun hidup. “Kau miringkan kepalamu, dengan rambut seperti awan kemerahan Waktu mengalir pelan menjadi aliran yang tak terbatas.”Semenjak rembulan naik ke singgasananya Di sanalah kau duduk di alat tenun selama lima tahun Syair-syair muram diresapi dengan wangi rambutmu. Ketika rambutmu lesu, ikutilah suasana hatimu dari puisi-puisi itu! Lima tahun lamanya benang-benang berdesir berirama Hari-hari yang dingin itu; angin menderu melalui pepohonanLembut, lembut tanganmu menenun Aroma yang indah tercium dari terasmu. Kau memiringkan kepalamu, dengan rambut seperti awan kemerahan Waktu mengalir pelan menjadi aliran yang tak terbatas.Di bawah bola pucat itu, di tengah suara musik di malam yang tenang, jiwa seorang mengembara ke cakrawala yang jauh, di sana bersemayam surga yang disayangi dan yang dicintai. Pada saat itu, waktu terhenti ketika roh menyatu dengan alam semesta yang tak terbatas.Cahaya rembulan menyatu dalam melodi lembut Bulan terkasih, bulan yang rindu, O bulan yang bercahaya Kecapi duka, kecapi yang sunyi, O alunan nada yang begitu pelan Setiap embun yang surut meneteskan sungai air mata.Langit cerah tak berawan, malam sebening kristal Tiba-tiba menggigil dalam cahaya yang berkelap-kelip Mendengarkan balada seorang pahlawan wanita Beristirahat selamanya di malam bulan purnama di aliran sungai zamrud.Musim gugur yang dingin semakin mencerahkan bola pucat Nada-nada yang tertinggal pantulkan air yang dingin, sayang Kerikil yang berkilau bergema dalam kesedihan Bulan merindukan Sungai Xunyang, musik untuk yang terkasih …Tenggelam dalam cahaya gemerlap, laut yang tembus cahaya Jiwaku bergolak di malam dengan kabut keperakan yang sunyi Nada melankolis yang naik ke bintang-bintang malam.Menurut legenda kuno, nenek moyang orang Âu Lạc (Vietnam) adalah seorang Raja Naga dan seorang Putri Peri. Ibu Âu Cơ melahirkan 100 sel telur yang berkembang menjadi 100 anak dari garis keturunan Lạc Hồng. Untuk membangun bangsa, separuhnya pergi mengikuti sang ibu ke gunung dan separuhnya lagi mengikuti sang ayah ke laut. Setelah bertahun-tahun berpisah, hati mereka bergembira saat melihat wajah cerah saudara-saudaranya di hari reuni.Hari ini hutan bertemu dengan awan Daun kunjungi kembali gunung Gandengan tangan, kita kumpul di sini. Anak-anak Lạc Hồng dari ibu yang sama, entah mendaki gunung yang megah atau mengarungi lautan luas – semuanya adalah satu keluarga. Aliran darah di hati mereka membawa cinta yang sama dan aspirasi sungguh-sungguh untuk tumbuhkan esok lebih cemerlang.Kami, saudara lelaki dan perempuan, berasal dari orang tua yang sama. Ingatlah kisah lama dari legenda kita ketika dunia masih terbentuk, ketika dunia masih terbentuk.Alkisah, Sang Ibu melahirkan Seratus butir telur yang berubah menjadi seratus orang anak dari garis keturunan Lạc Hồng. menjadi seratus orang anak dari garis keturunan Lạc Hồng.Lima puluh anak menjelajahi perbukitan. Mereka mendaki gunung ke ladang terbuka, membangun desa dataran tinggi dan rumah-rumah panggung. bangun desa-desa dataran tinggi dan rumah-rumah panggung bangun desa-desa dataran tinggi dan rumah-rumah panggung.Lima puluh anak di sepanjang Pegunungan Trường Sơn Dari utara ke selatan, mereka berkelana, membangun gunung, sungai, dan sawah membangun gunung, sungai, dan sawah membangun gunung, sungai, dan sawah.Hari ini hutan bertemu dengan awan-awan Daun mengunjungi kembali gunung gandengan tangan, kita kumpul di sini Gandengan tangan, kita kumpul di sini Gandengan tangan, kita kumpul di sini.Bernyanyilah dengan gembira, hai kaum minoritas dan mayoritas Saudara dan saudari di tanah yang sama Kita semua dari keluarga yang sama Kita semua dari keluarga yang sama.Mari kita membunyikan simbal dan gong Betapa gemanya di atas gubuk-gubuk beratap jerami, di balik atap bambu menuju hutan purba, di balik atap bambu menuju hutan purba, di balik atap bambu menuju hutan purba.Antelop dan monyet tua Roh dan kawanan rusa Semua terpesona oleh musik gong Semua terpesona oleh musik gong.Maha Guru Ching Hai sering nyanyikan lagu ini sebelum tidur untuk sahabat hewan kesayangan-Nya. Dalam suatu pertemuan hangat, ia dengan lembut nyanyikan lagu ini, dan berkata kita dapat nyanyikan lagu pengantar tidur ini ke siapa pun yang kita kasihi dalam hidup.Selamat malam, sayang, Semoga mimpi indah, Surga mencintaimu dan aku mencintaimuIngatlah Tuhan, Kau adalah ilahi. Selamat malam. Ingatlah Tuhan.